Film ini akan menceritakan tentang dokter bedah
anak terbaik di rumah sakit Sungwon Korea. Park Shi On (Joo Won) adalah pemuda
yang menderita savant syndrome
(Sindrom Savant adalah suatu kondisi langka di mana orang dengan gangguan
perkembangan saraf, gangguan autisme terutama spektrum atau cedera otak, menunjukkan kapasitas yang mendalam dan luar biasa atau
kemampuan jauh melebihi dari apa yang akan dianggap normal) yang berusaha
menjadi ahli bedah anak. Ketika Park Shi On kecil dia berbeda dengan anak kecil
lainnya. Anak-anak seumurannya tidak ada yang mau bermain dengannya. Shi On hanya
bermain dengan kakak laki-lakinya dan kelinci yang dia punya.. Suatu hari kakak
Shi On membuat perjanjian dengan anak-anak kecil lainnya untuk mengajak Shi On
bermain dengan syarat Shi On dan kakaknya mau mengambilkan mereka mainan yang
ada di bawah bangunan tua.
Ketika mereka berdua masuk, bangunan
itu runtuh, Shi On dapat diselamatkan oleh dokter Choi Woo Seok yang bertugas
sebagai tim penyelamat sementara itu kakak Shi On tidak bisa diselamatkan.
Semenjak itulah Shi On sering berkunjung ke klinik dokter Choi Woo Seok untuk
menghabiskan waktu membaca buku kedokteran. Dokter Choi dengan cepat menyadari
jika Shi On mempunyai kemampuan luar biasa. Beberapa tahun kemudian Shi On
pindah ke Seoul untuk bekerja di rumah sakit Sungwon. Di stasiun Shi On
menolong anak kecil yang terluka terkena pecahan kaca. Shi On kemudian memberi
pertolongan pertama dan ikut mengantar ke rumah sakit Sungwon. Lalu saat di
rumah sakit Sungwon banyak para orang tua pasien yang tidak mempercayai anak
nya di tangani oleh Shi On yang menderita savant.
Analisis
Teori
Teori yang
melandasi pengembangan kreativitas dapat dibedakan menjadi 3, yaitu : Teori Psikoanalisa, Teori Humanistik,
dan Teori Cziksentmihalyi. Menurut saya dalam film ini lebih
menekan kan Teori Psikoanalisa.
Pada
teori psikoanalisa di dalam film ini bisa kita lihat kejadian saat Shi On
mengalami kecelakaan bersama kakaknya yang menyebabkan kakaknya meninggal dunia
dari kejadian tersebut tidak ada lagi yang bisa diajak bermain dengannya Shi On
ingin sekali menyelamatkan banyak nyawa anak-anak supaya punya kesempatan untuk
jadi orang dewasa. Dan setiap dia melihat anak kecil yang terluka dia selalu
ingat akan kakaknya. Semenjak kejadian kakaknya meninggal Shi On tidak memiliki
teman. Dan Shi On pun menjadi takut untuk berteman dengan orang lain. Menurut
Munandar (2004), teori psikoanalisa ini dipandang sebagai seorang
yang pernah mengalami traumatis, yang dapat memunculkan gagasan‐gagasan yang disadari dan
tidak disadari, serta bercampur menjadi satu antara pemecahan inovatif dan
trauma.
Teori
psikoanlisa terdiri dari beberapa pendapat para ahli, dilihat dari film ini
sesuai dengan pendapat menurut Freud yaitu proses kretif dari mekanisme pertahanan (defence
mechanism). Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan
menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab
utama kreativitas. Disini Shi On menunjukkan mekanisme pertahanan (defence mechanism)
yang regresi yaitu keadaan dimana seseorang kembali ke
tingkat yang lebih awal dan kurang matang dalam adaptasi. Bentuknya yang
ekstrim adalah tingkah laku infantile (kekanak-kanakan). Keadaan seorang yang
kembali ke tingkat perkembangan yang sebelumya dan kurang matang dalam adaptasi.
Dimana Shi On sudah berusia 25 tahun tetapi masih berkelakuan seperti anak yang
berusia 7 tahun dapat di lihat dari cara Shi On berbicara serta saat berjalan
memang terkadang dalam film ini Shi On dapat berfikir layaknya pria berusia 25
tahun.
Daftar Pustaka :
·
Munandar,Utami. (2004). Pengembangan
Emosi dan Kreativitas. Jakarta; Rineka Cipta
·
Feist Jess & J Gregory. (2009). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba
Humanika
.
.